Studi: Punya Skil Bahasa Inggris Tingkatkan Pendapatan 30-50 Persen Lebih Tinggi!
Studi: Punya Skil Bahasa Inggris Tingkatkan Pendapatan 30-50 Persen Lebih Tinggi!
Menurut Lars Berg, Executive Vice President EF Indonesia, studi menunjukkan bahwa profesional yang berkemampuan berbahasa Inggris dengan baik bisa meraih pendapatan 30-50 persen lebih tinggi. Sebanyak 42 persen CEO di Indonesia mengatakan bahwa mereka kekurangan karyawan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. | EF Center
Menurut Lars Berg, Executive Vice President EF Indonesia, studi menunjukkan bahwa profesional yang berkemampuan berbahasa Inggris dengan baik bisa meraih pendapatan 30-50 persen lebih tinggi. Sebanyak 42 persen CEO di Indonesia mengatakan bahwa mereka kekurangan karyawan yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. | EF Center
Berbagai lembaga ekonomi dunia dan juga korporasi kini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi sangat besar di dunia. Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu negara pengendali perekonomian di Asia bersama China dan India.
Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar dan merupakan market
besar dunia, selain juga memiliki sumber daya alam luar biasa. Tak
heran, perusahaan-perusahaan ternama dunia berbondong-bondong masuk ke
Indonesia untuk berinvestasi.
Namun demikian, dalam hal sumber daya manusia, Indonesia masih harus
mengejar ketertinggalannya dalam hal teknologi dan juga kemampuan
berkomunikasi. Sebagai negara yang ingin terus maju, tidak ada pilihan
lain bagi Indonesia untuk sesegera mungkin memperbaiki kemampuan mereka
untuk bisa berkomunikasi dengan bangsa lain.
Robert Lane Greene yang mengkaji untuk The Economist mencatat, "Saingan
bahasa Inggris dewasa ini bukanlah bahasa Mandarin, Arab atau Spanish,
tetapi saingannya adalah komputer. Apalagi, sekarang komputer dilengkapi
dengan Google Translate dengan kamus untuk mengecek makna lain selain
yang diterjemahkan".
Hal senada diungkapkan Dino Martin,
Direktur B-Recruit, salah satu sebuah perusahaan konsultan SDM. Dino
mengungkapkan, bahwa kemampuan bahasa Inggris sudah menjadi kriteria
mutlak yang diinginkan perusahaan dari seorang calon pegawainya. Lebih
lanjut Dino mengatakan bahwa ini terjadi bukan hanya di perusahaan
multinasional, tetapi juga lokal.
"Saya rasa kemampuan berbahasa Inggris adalah hal mutlak bagi mereka
yang ingin berkarir di perusahaan multinasional. Bahkan, yang
mengejutkan adalah di perusahaan lokal pun sudah menempatkan kemampuan
berbahasa Inggris sebagai salah satu kriteria dasar dalam mencari
pegawai," ujar Dino.
EF center Country Manager EF English Centers
Indonesia, Patricia Setyadjie, mengungkapkan di sekolah ini murid bisa
memilih belajar di kelas melalui kelas tatap muka dengan guru native
atau belajar secara online, atau kombinasi keduanya.
Pekerja profesional
Bahasa Inggris memang hal mutlak bagi mereka yang ingin memiliki karir
yang baik dan ingin terus memastikan peningkatan karirnya. Semakin
tinggi posisi yang dicari, semakin mutlak persyaratan akan kemampuan
berbahasa Inggris dari calon pegawai diminta oleh sebuah perusahaan.
"Artinya, jika anda ingin mengembangkan karir dan terus mendapat promosi
jabatan, maka kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu hal yang
perlu diamankan," lanjut Dino.
Permasalahannya adalah, dengan tingkat kesibukan relatif padat, ditambah
kemacetan di kota besar semakin menjadi, tantangan untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa Inggris mendapat tantangan serius, terutama bagi
para pekerja profesional.
"Saya baru bisa pulang dari kantor jam 6 sore. Ditambah macet kurang
lebih satu setengah jam, artinya paling cepat baru jam 19.30 sampai di
rumah. Itu sudah rutinitas tetap dari Senin sampai Jumat, sementara
Sabtu dan Minggu lebih banyak dihabiskan dengan teman dan keluarga.
Jadi, memang sulit mencari waktu untuk kursus bahasa Inggris," ungkap
Tito, seorang profesional muda di Jakarta.
Bagi para profesional di kota besar seperti Jakarta, urusan macet dan
waktu memang bak "lingkaran setan" dan membuat mereka terlanjur
terlambat untuk belajar bahasa Inggris.
"Saya ingin punya pekerjaan yang baik dengan karir dan bayaran yang juga
memuaskan dan ritme kerja bisa disesuaikan. Namun, sepertinya agak
sulit mendapatkannya dengan kemampuan berbahasa Inggris saya yang
pas-pasan ini. Dengan aktifitas begitu padat, sepertinya agak mustahil
bisa meluangkan waktu untuk kembali belajar bahasa Inggris. Namun, saya
sadar jika saya tidak mulai belajar bahasa Inggris, kondisi saya akan
terus seperti sekarang ini," timpal Agus, seorang pekerja bank ternama.
Online dan offline
Rhenald Kasali, dalam salah satu publikasinya menyebutkan bahwa Bahasa
Inggris telah menjadi bahasa dagang yang sangat penting saat ini. Orang
yang memiliki kemampuan multibahasa, selain terlihat intelek, mereka
memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang baik.
"Karena itu, Indonesia perlu membuka diri dan pendidikan harus berani
memajukan generasi baru berbahasa ganda, multilingual," ujar Rheinald.
Lebih lanjut Rhenald juga menyebutkan bahwa selain digunakan oleh 2
miliar jiwa, bahasa Inggris adalah bahasa yang dipakai ilmuwan-ilmuwan
terkemuka dunia. Dewasa ini, menurut dia, lebih dari 90 persen publikasi
ditulis dalam bahasa Inggris.
"Kalaupun ada bahasa lain, jarang ada satu bahasa yang menguasai lebih dari 2 persen," kata
Rheinald.
Berangkat dari permasalahan itu, EF English First Indonesia, sekolah
bahasa terbesar di dunia, mendirikan sebuah sekolah bahasa Inggris yang
menawarkan solusi untuk berbagai permasalahan di atas. Sekolah EF
terbaru ini mulai beroperasi pada 27 September 2013 di fX Mal, Sudirman,
Jakarta, untuk menawarkan metode pembelajaran bahasa Inggris yang
fleksibel.
Country Manager EF English Centers Indonesia, Patricia Setyadjie,
mengungkapkan di sekolah ini murid bisa memilih belajar di kelas melalui
kelas tatap muka dengan guru native atau belajar secara online, atau
kombinasi keduanya. Lebih menarik lagi, fasilitas belajar secara online
dilakukan tidak hanya dengan program komputer, melainkan juga untuk
kelas-kelas percakapan dengan interaksi langsung bersama native teacher.
"EF dengan metode pembelajaran EF Efekta System juga mengoptimalkan
segala aspek kemampuan berbahasa Inggris seperti reading, writing,
speaking, dan juga listening. Siswa diajak tidak hanya belajar grammar,
tapi juga mencoba dan mengaplikasikannya dalam konteks sehari-hari,"
kata Patricia kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (21/11/2013).
Mengikuti perkembangan zaman, lanjut Patricia, EF juga menggabungkan
metode belajar online dan offline. Hal ini merupakan suatu terobosan
terbaru di dunia pendidikan bahasa.
"Fasilitas belajar online ini bisa diakses melalui komputer, laptop,
iPad, ataupun tablet mereka dari rumah, kantor, atau di manapun ada
akses internet agar bisa tetap mengikuti kelas dan kembali mengikuti
kelas tatap muka ketika sudah memiliki waktu. Dengan begitu, baik waktu,
jarak atau padatnya aktifitas bukan lagi masalah untuk memperbaiki
kemampuan bahasa Inggris mereka," tambah Patricia .
Ia mengakui, walaupun konsep pembelajaran ini merupakan hal baru di
Indonesia, namun ini bukanlah hal baru bagi EF. Konsep yang sama telah
diterapkan dan mendapat sambutan positif di berbagai negara lain tempat
EF beroperasi.
Saat ini EF memiliki lebih dari 450 sekolah di lebih dari 54 negara di
dunia. Eksistensinya di kancah global inilah yang membantu EF bisa terus
berinovasi dan menciptakan standar baru dalam pendidikan bahasa.
"Setiap tahun kami menginvestasikan tidak kurang dari 20 juta USD untuk
pengembangan produk. Sekolah ini akan jadi sekolah bahasa Inggris yang
canggih dan nyaman karena dilengkapi berbagi teknologi canggih seperti
iPad, interactive whiteboard, monitor dengan layar sentuh dan berbagai
aplikasi reservasi kelas yang bisa diakses secara online," ujarnya.
Sementara itu, menurut Lars Berg, Executive Vice
President EF Indonesia, studi menunjukkan bahwa profesional yang
berkemampuan berbahasa Inggris dengan baik bisa meraih pendapatan 30-50
persen lebih tinggi. Sebanyak 42 persen CEO di Indonesia mengatakan
bahwa mereka kekurangan karyawan yang mampu berbahasa Inggris dengan
baik. Maka, lanjut Lars, Dengan berkembang pesatnya perekonomian di
Indonesia, diperkirakan pada 2030 Indonesia akan membutuhkan 113 juta
tenaga kerja yang mahir berbahasa Inggris.
"Kebanyakan orang menghabiskan ribuan jam belajar bahasa Inggris mulai
dari SD sampai perguruan tinggi. Namun, sebagian besar murid dewasa kami
saat pertama kali datang ke EF Center merasa kurang percaya diri dalam
berbahasa Inggris. Sistem pembelajaran kami dirancang khusus untuk
membantu murid menguasai bahasa Inggris praktis, ini berarti mampu
berkomunikasi dan berinteraksi secara alami dalam situasi kehidupan
nyata," ungkap Lars.
sumber kompas.com
sumber kompas.com